ISLAM DAN KASIH SAYANG
Oleh
: Shohib Al Halim
Tanggal
14 Pebruari orang sering menyebut hari kasih sayang atau ‘Valentine Day’. Hiruk pikuk persiapannya
sangat ramai dan beragam, sesuai dengan ‘strata’ masing-masing. Dunia
bisnispun tidak ketinggalan, penawaran
barang dan jasa diberbagai Hotel dan pusat perbelanjaan ramai-ramai menawarkan paket-paket sepesial tentunya
dengan harga sepesial pula. Tidak hanya negara barat, negara yang mayoritas
penduduknya muslim juga tidak ketinggalan seperti Indonesia.
Anak-anak
muda dan remaja adalah sobyek yang paling menunggu moment ‘penting’ ini karena
kasih sayang bagi mereka paling afdhol dilakukan untuk mengekpresikan cinta
kasihsayang pada pasanganya, walaupun
faktanya banyak menerapkan kasih sayang pada tataran sempit, pernyataan cintanya hanya disimbulkan dengan
senilai coklat, permen atau pun barang lain, dan yang lebih konyol lagi pasangan remaja ini
melakukan hal-hal yang seharusnya belum waktunya dilakukan oleh mereka justeru
di moment ini dilakukan seperti,
pelukan, ciuman bahkan lebih dari itu, untuk memeringati
Valentine, kilahnya. Kalau ditilik dari
sejarah Valentine Day memang ada beberapa sumber saling berbeda namun ada persamaan setting dan pelakunya,
yaitu Romawi dan seorang Santo katholik
bernama Valentino.
Kasih sayang secara
universal
Dalam
islam kasih sayang merupakan ‘misi’ dalam kehidupan ini. Rasulullah Muhammad sendiri
diutus oleh Allah Swt tak lain hanyalah untuk menyebarkan kasih sayang kepada
sesama melalui ahlakul karimah. Seperti sabda beliau “Tidak
beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya
seperti cintanya kepada dirinya sendiri”.
Pada suatu hari Rasulullah
sedang berdiskusi dengan para sahabat mengenai pentingnya sifat kasih sayang.
Beliau memerintahkan para sahabat agar selalu menjaga sifat ini pada diri
mereka serta menjelaskan pentingnya kedudukan sifat ini dalam Islam. Sebagian
sahabat berkata, “Sesungguhnya kami menyayangi para istri kami, anak-anak kami,
juga keluarga kami”. Rasulullah tampaknya belum puas dengan penjelasan para
sahabatnya. Penjelasan mereka hanyalah mengimplikasikan sifat rahmah dalam
ruang lingkup yang sangat sempit, padahal beliau menginginkan sifat kasih
sayang itu lebih universal, lebih luas maknanya. Karena itu, beliau pun
menyatakan”Bukan itu yang aku mau. Sesungguhnya yang aku inginkan adalahkasih
sayang bagi seluruh alam”.
Satu
sifat yang sederhana ini ternyata sangat memiliki peran penting dalam Islam.
Simaklah Allah telah menyifati diri-Nya dengan sifat rahman dan rahim. Lalu, di
setiap awal surat di Al-quran kita dapati bacaan Bismillahi-rahmanirrahim,
diharapkan kita akan selalu mengingat dan membacanya di setiap awal langkah dan
pekerjaan yang akan kita lakukan. Semua ini membuktikan bahwa Islam adalah
agama yang sangat menekankan kasih sayang.
Banyak
ajaran islam yang dituangkan dalam bentuk Ibadah
berorientasi pada perhatian kepada sesama terutama bagi mereka yang
secara sosial ekomoni kurang beruntung, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Bahkan
pada zaman shahabat bagi muslim yang mampu dan tidak mau mengeluarkan zakat
akan mendapat sanksi yang sangat berat, sampai sanksi pengusiran dari tempat
tinggalnya. Karena Islam memandang kaum
yang kurang beruntung disisi Allah adalah sama.
Di
dalam Al-qur’an surah ‘Abasa Rasulullah pernah ditegur oleh Allah Swt karena
beliau dianggap mengabaikan orang lemah. Waktu itu Rasulullah sedang memberikan
nasehat kepada kaum bangsawan Qurays tiba-tiba ada seorang buta bernama
Abdullah bin Umi Maktum menyela untuk
minta nasehat, namun Rasulullah mengabaikan dan berpaling, maka Allah langsung
menegur kepada beliau untuk tidak berbuat seperti itu, teguran itulah menjadikan sebuah karakter
beliau yang selalu menyangi siapaun apalagi kaum papa.
Tiada
hari tanpa kasih sayang
Islam
juga mengajarkan kepada pemeluknya
untuk
menyayangi tidak hanya kepada sesama manusia namun juga kepada semua makhluk yang ada di muka bumi ini baik di
udara lautan maupan daratan tanpa batas ruang dan waktu, sebagai perwujudan Rahmatan lil ‘alamin. secara sepesifik Islam tidak punya hari kasih
sayang, karena setiap menit , jam dan hari nafas kehidupan harus dihembuskan
dengan kasih sayang tidak boleh ada kekerasan!.
Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Pada Kantor
Kemenag Grobogan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar